Selasa, 23 Desember 2008

Apakah bohong bisa dibenarkan secara moral?

Nyaris semua panduan moral, baik yang berasal dari ajaran agama, adat maupun konvensi bersama, menyebutkan bahwa kebohongan sebagai perilaku tidak bermoral. Tidak ada yang menganjurkan kebohongan. Bentuk masyarakat yang dicita-citakan setiap agama adalah bentuk masyarakat yang dipenuhi kejujuran. Akan tetapi jika kebohongan memang tidak bermoral, mengapa kebohongan sedemikian luas dilakukan? Jawaban yang bisa diberikan barangkali karena berbohong memang memberikan banyak manfaat kepada pelakunya.

Panduan agama, dalam hal ini saya mengambil contoh Islam, tidak secara tegas melarang semua bentuk kebohongan. Ada kebohongan yang sama sekali dilarang, namun ada juga kebohongan yang diperbolehkan. Ini berarti meskipun kebohongan dinilai tidak memenuhi nilai moral, tapi ia sudah merupakan fakta sosial sehari-hari, yang oleh karenanya tidak mutlak dilarang. Islam bahkan memberikan panduan mengenai bohong-bohong apa saja yang diperbolehkan. Artinya pula, seseorang dianggap berbohong akan sangat tergantung situasi etiknya.

Hanya ada dua kategori kebohongan yang tidak ditoleransi dalam Islam, yakni berbohong mengingkari Allah SWT dan berbohong mengingkari Nabi Muhammad SAW. Selebihnya bisa ditoleransi tergantung konteksnya. Beberapa jenis kebohongan yang diijinkan dalam Islam adalah :

Menyelamatkan seseorang
Memberi efek terhadap perdamaian atau rekonsiliasi konflik
Dalam situasi melakukan perjalanan dimana jika jujur akan membahayakan perjalanan.

Permakluman yang diberikan kepada perilaku bohong sangat beragam tergantung konteksnya. Membohongi seribu rupiah pada orang kaya akan lebih dimaklumi ketimbang membohongi 1000 rupiah pada anak yatim. Masyarakat akan sangat mengecam mereka yang membohongi anak yatim, tapi justru bisa jadi malah memuji mereka yang berhasil membohongi orang kaya. Bohongnya anak-anak biasanya juga jauh lebih dimaklumi daripada bohongnya orang dewasa. Jadi, kebohongan sebetulnya sesuatu yang sangat liat. Kadang dimaklumi, kadang dikecam tergantung konteksnya.

0 komentar:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Free Ebook