Selasa, 23 Desember 2008

Apakah berbohong harus punya alasan?

Pada saat Anda melakukan kebohongan, apakah Anda menyadari mengapa Anda melakukannya? Jika Anda menyadari, maka itulah alasan Anda berbohong. Menurut sebagian ahli, sebagian besar kebohongan yang dilakukan manusia memiliki alasan. Artinya, kebohongan adalah perilaku yang memang sudah diatur sedemikian rupa oleh pelakunya. Walapun begitu, ada beberapa kebohongan yang mengalir begitu saja tanpa pelakunya sadar sebelumnya. Tahu-tahu sudah berbohong begitu saja. Baru disadari berbohong setelah melakukannya.

Coba Anda ingat-ingat apakah Anda pernah berbohong dengan spontan? Dalam situasi apa Anda mengalaminya? Bohong spontan boleh dibilang muncul karena kebiasaan. Mereka yang sering melakukan kebohongan secara spontan, biasanya memang sudah terbiasa untuk berbohong. Kita tahu bahwa berbohong dianggap berbohong bila pelaku memiliki motivasi untuk berbohong. Pada bohong yang spontan, pelaku memiliki motivasi berbohong namun karena telah terlatih sedemikian rupa, maka kemunculan bohongnya seolah-olah tanpa sebab.

Berbohong itu seperti seni atau keterampilan. Semakin sering diasah maka akan semakin piawai dalam berbohong. Pada awal mulai kebohongan, seorang amatir akan mudah ditebak kalau sedang berbohong. Namun setelah beberapa waktu, ia akan makin mahir sehingga semakin sulit dideteksi. Pembohong sendiri akan semakin spontan dalam berbohong sehingga seolah-olah tanpa motivasi berbohong. Pendek kata, setiap berbohong pasti ada sebabnya, baik sebab itu disadari atau tidak.

Bagaimana bohong dilakukan tapi tanpa tahu bahwa yang dilakukannya merupakan kebohongan? Tentu saja itu bukan berbohong meskipun cerita bohong yang disampaikan.

0 komentar:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Free Ebook